Seni Meminta Petunjuk dalam Islam: Tata Cara Shalat Istikharah
![]() |
Ilustrasi do'a setelah shalat istikharah (via buguruku.com) |
Teman-teman YEDUCATION sedang bingung atau ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu?
Tetap
tenang dan jangan resah. Dalam agama Islam ketika kita sedang dalam keadaan
bingung atau meragu saat akan memilih diantara dua pilihan atau memutuskan
sesuatu tentu ada solusinya. Ada yang tahu? Jawabannya adalah shalat
istikharah. Lantas apa sebenarnya shalat istikharah itu?
Pengertian
Shalat Istikharah
Shalat
istikkharah merupakan shalat sunnah dua raka’at untuk meminta petunjuk kepada
Allah Swt, ketika sedang merasa bingung atau ragu dalam memilih atau memutuskan
sesuatu. Sederhananya, shalat tahajud adalah shalat yang dilakukan oleh muslim
ketika dirinya sedang merasa bingung atau ragu-ragu dalam memilih suatu hal.
Dasar Hukum Shalat Istikharah
Meskipun manusia merupakan makhluk yang
diciptakan paling sempurna oleh Allah disbanding dengan makhluk-Nya yang lain,
tetapi jika di hadapan Allah manusia tetaplah makhluk yang penuh dengan
kekurangan. Oleh karena itu Allah memerintahkan agar manusia itu senantiasa
bergantung dan meminta pertolongan hanya kepada-Nya.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.” (Q. S. al-Baqarah: 153).
Oleh karena itu, maka shalat istikharah merupakan salah satu
shalat yang hukumnya sunnah untuk dikerjakan bagi seorang muslim.
Tata Cara Shalat Istikharah
Shalat istikharah boleh dilakukan kapan saja selain tiga
waktu yang dilarang yaitu waktu setelah shubuh sampai kira-kira masuk waktu
dhuha dan setelah waktu ashar. Namun ada waktu yang diutamakan yaitu pada
sepertiga malam terakhir, karena waktu tersebut dianggap sebagai waktu mustajab
untuk berdo’a. Jumlah raka’at shalat istikharah adalah dua rakaat, diawali
dengan membaca niatnya
أُصَلِّيْ
سُنَّةَ الاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ussholli sunnatal istikhoroti rak’ataini lillahi ta’ala.
“Saya berniat salat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah
Ta’ala.”
Untuk raka’at pertamanya disunnahkan untuk membaca surah
al-kafirun dan di raka’at kedua disunnahkan membaca surah al-ikhlas. Setelah
selesai melaksanakan shalat istikharah disunnahkan untuk membaca do’a sebagai
berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ،
وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ،
فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ
الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى
حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ
فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ
تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ
أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ
حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ
Allahumma inni astakhiruka bi ilmika, wa
astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa
aqdiru, wa talamu wa laa alamu, wa anta allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta
talamu hadzal amro (menyebutkan persoalannya) khoiron lii fii aajili amrii wa
aajilih (aw fii diinii wa maaasyi wa aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu
lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta talamu annahu syarrun lii fii
diini wa maaasyi wa aqibati amrii (fii aajili amri wa aajilih) fash-rifnii anhu,
waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.
"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan
yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu
(untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-Mu. Aku mohon sesuatu
kepada-Mu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa,
sedang aku tidak kuasa; Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya; dan
Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang gaib. Ya Allah, apabila Engkau
mengetahui bahwa urusan ini (sebut di sini keperluan Anda) lebih baik dalam
agamaku dan akibatnya terhadap diriku (di dunia atau akhirat), sukseskanlah
untukku, mudah- kan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi, apabila
Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama,
perekonomian, dan akibatnya kepada diriku maka singkirkan persoalan tersebut,
dan jauhkan aku darinya, takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu
berada, kemudian berilah kerelaan-Mu kepadaku."
aw makasi ilmunya kaa
BalasHapusAlhamdulillah sangat bermanfaat
BalasHapus